Rabu, 12 Oktober 2016

VMware : Setting Proxy Server

Standard
Pada tutorial sebelumnya (Virtual Box : Squirrel Mail), kita sudah belajar cara untuk menjadikan debian kita sebagai sebuah mail server.

Pada tutorial kali ini, kita akan memberi settingan proxy pada debian kita.

Proxy server adalah sebuah server atau program komputer yang berperan sebagai penghubung antara suatu komputer dengan jaringan internet. Atau dalam kata lain, server proksi adalah suatu jaringan yang menjadi perantara antara jaringan lokal dan jaringan internet. Proxy server dapat berupa suatu sistem komputer ataupun sebuah aplikasi yang bertugas menjadi gateway atau pintu masuk yang menghubungan komputer kita dengan jaringan luar.

Pada debian, service untuk mengatur proxy tersebut adalah squid.

VMware : Setting Proxy Server

Standard
Pada tutorial sebelumnya (Virtual Box : Squirrel Mail), kita sudah belajar cara untuk menjadikan debian kita sebagai sebuah mail server.

Pada tutorial kali ini, kita akan memberi settingan proxy pada debian kita.

Proxy server adalah sebuah server atau program komputer yang berperan sebagai penghubung antara suatu komputer dengan jaringan internet. Atau dalam kata lain, server proksi adalah suatu jaringan yang menjadi perantara antara jaringan lokal dan jaringan internet. Proxy server dapat berupa suatu sistem komputer ataupun sebuah aplikasi yang bertugas menjadi gateway atau pintu masuk yang menghubungan komputer kita dengan jaringan luar.

Pada debian, service untuk mengatur proxy tersebut adalah squid.

Jumat, 13 Mei 2016

Virtual Box : Squirrel Mail

Standard
Pada tutorial sebelumnya (Virtual Box : Connected With Samba), kita sudah belajar cara sharing data antara client dan server di Debian.

Sekarang kita akan menjadikan Debian sebagai sebuah mailserver. Di Debian hal itu hanya dapat dilakukan dengan aplikasi Squirrel Mail.

Squirrelmail adalah salah satu aplikasi web yang sudah terpasang di CPanel untuk keperluan membaca email. Adalah aplikasi webmail yang mendukung protokol IMAP dan SMTP dan menampilkan halaman dalam format HTML tanpa membutuhkan javascript, sehingga bisa dengan mudah diakses menggunakan browser apapun dan sangat ringan.

Dengan tampilannya yang sederhana, SquirrelMail mempunyai semua fungsi-fungsi yang seharusnya ada di aplikasi pembaca email, meliputi penggunaan attachment, buku alamat, folder, kalender, dll.
Jadi jika Anda sedang butuh untuk membuka webmail dan koneksi internet tidak terlalu bagus, Anda bisa memilih Squirrelmail sebagai aplikasi pembaca email Anda.

Sekarang kita akan mempraktekkan tahapan untuk menjadikan debian kita sebagai mail server.

Requirements:
- ISO Debian Disc 1 (Jika Belum Terinstall Machinenya)
- ISO Debian Disc 2

1. Pertama-tama, jika penginstalan debian terpisah pisah disc nya, kita perlu menambahkan disc yang berisi installer squirrel mail nya.
Pastikan disc yang dimaksud sudah dimasukkan ke machine nya. Untuk menambahkan disc tersebut, ketikkan perintah :
- apt-cdrom add
  

2. Setelah itu, kita melakukan perintah untuk menginstall squirrelmail.
- apt-get install postfix courier-imap courier-pop squirrelmail

3. Kita akan masuk ke dalam setingan untuk mengkonfigurasi postfix

*Pilih Internet Site


* Isi dengan bagian yang diinginkan dari penulisan email
  
* Pilih No

Jika seandainya muncul pesan error seperti di bawah ini, itu artinya kita harus mengeluarkan disc 2 dari machine kita dan memasukkan disc 1.

Tool tersebut ada di bagian bawah window dari machine.


4. Kita melakukan settingan konfigurasi untuk postfix
- nano /etc/postfix/main.cf

5. Pada bagian bawah dari file main.cf, tambahkan perintah ini :
- home_mailbox = Maildir/

6. Kita perlu membuat folder yang menampung pesan-pesan setiap user. Untuk itu kita perlu membuat sebuah folder di home directory masing-masing user.
Namun kita tidak dapat menggunakan perintah mkdir, melainkan kita menggunakan perintah maildirmake.
- maildirmake /etc/skel/Maildir

7. Karena ada settingan yang diubah, kita perlu mengkonfigurasi ulang postfix
- dpkg-reconfigure postfix

* Pilih Internet Site

* Isi dengan bagian yang diinginkan dari penulisan email

* Isi dengan recipient dari root yang diinginkan (Nama yang muncul jika user adalah root).

* Tujuan lain untuk menerima pesan

* Pilih No

* Tambahkan saja 0.0.0.0/0 di belakangnya.

* Pilih No

* Biarkan terisi '0'

* Biarkan terisi  '+'

* Pilih protokol yang diinginkan (pilih ipv4)

8. Kemudian, untuk menguji coba mail server kita, buat 2 buah user di debian.

9. Kemudian, masukkan baris perintah ke dalam
/etc/apache2/apache2.conf
>> Include /etc/squirrelmail/apache.conf

 Cara di bawah ini adalah cara untuk langsung mengeksekusinya tanpa perlu membuka file tersebut.

10. Buka file /etc/squirrelmail/apache.conf
 Pada bagian Alias /mail /usr/share/squirrelmail
bagian mail dapat diganti apapun sesuai keinginan kita, ini adalah bagian yang digunakan untuk membuka squirrelmail.

Kemudian bagian ServerName diganti DNS kita. 

11.  Kemudian, masuk ke dalam /etc/squirrelmail/conf.pl.
Pilih bagian 2
Pilih bagian 1
Pada bagian ini masukkan DNS. Bagian ini mendefinisikan bagian dari email di belakang tanda @ (Ex: drybutcool@tkj.net)



12. Lakukan restart pada service apache2
service apache2 restart
Lakukan juga restart pada service postfix, courier-imap dan courier-pop.
service postfix restart
service courier-imap restart
service courier-pop restart


13.Kemudian buka browser kita di client. Pastikan koneksi antara debian dan komputer client sudah benar, kalau perlu gunakan ping.
Kemudian masukkan IP debian. Di belakangnya ditambah  "/mail", sesuaikan dengan yang sudah kita atur tadi. Kemudian login dengan user yang terdaftar di debian tadi.
14. Setelah login, pertama kita akan dibawa ke Inbox

15. Kita akan menguji coba mail server dengan mengirim pesan. Dari user ini, kirim pesan ke user satunya lagi yang telah kita buat. Setelah itu, kita login kembali dengan user yang dikirimi pesan tersebut. Jika berhasil, maka pesan yang tadi dikirim akan muncul. Jika pesan tersebut tidak muncul, lakukan cek ulang pada konfigurasi postfix. 


--Pesan berhasil diterima--

Sekian tutorialnya

Selasa, 15 Maret 2016

Virtual Box : Connected With Samba

Standard
Pada tutorial, sebelumnya (VirtualBox : Memberi DNS untuk Server Debian) kita sudah belajar untuk memberi 2 IP dan 2 DNS pada server debian kita di VirtualBox.

Sekarang, kita akan membuat folder yang terhubung antara Windows dengan Debian maupun antara Debian dengan Debian.


Minggu, 22 November 2015

Virtual Box : Menyetting DHCP pada Server Debian

Standard
Pada tutorial sebelumnya, kita sudah memberi 2 IP dan 2 DNS pada server Debian ( Virtual Box : Memberi 2 IP dan 2 DNS untuk Server Debian ).

Sekarang kita akan mengatur agar server Debian dapat memberi alokasi IP DHCP kepada Client yang terhubung dengan server tersebut.

DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.

Virtual Box : Memberi 2 IP dan 2 DNS untuk Server Debian

Standard
Pada tutorial, sebelumnya (VirtualBox : Memberi DNS untuk Server Debian) kita sudah belajar untuk memberi DNS pada server debian kita di VirtualBox.

Sekarang kita akan memberi 2 IP dan 2 DNS untuk Server Debian tersebut. Tambahan tersebut akan dilakukan dengan memberi sebuah LAN Card virtual dari yang sudah ada.

Misalnya, IP kedua yang akan saya berikan adalah 192.168.1.2 dengan DNS bobo.net

Requirements : ISO Debian 6
1. Pertama-tama, kita akan membuat IP dari LAN Card virtual dulu.
Ketikkan : nano /etc/network/interfaces
Bagian yang ditandai hijau akan kita copy.
Lalu pastekan di bagian bawah file.
 Bagian :
  • "eth0" diganti "eth0:0"
  • "address" dimasukkan IP yang satu  jaringan dengan IP pertama.
  • "dns-nameservers" diganti  IP address
  • "dns-search" diganti DNS : bobo.net
Setelah itu, save file tersebut.

 2. Setelah itu, kita restart "networking" nya.
Ketikkan : /etc/init.d/networking restart

3. Setelah itu kita melakukan settingan pada file "resolv.conf".
Ketikkan : nano /etc/resolv.conf

Tambahkan bagian ini di bawahnya :
  • search                   (DNS)
  • nameserver           (IP address)
Setelah itu save file ini.

4. Setelah itu kita mengedit file hosts
Ketikkan : nano /etc/hosts

Tambahkan bagian ini di bawahnya :
  • IP address     <Tab>        DNS           <Tab>             Hostname

Setelah itu, save file ini.

5.  Setelah itu, kita akan mulai memberi DNS pada IP virtual yang sudah dibuat.
Pastikan kita sudah menginstall service "bind9".
Pertama-tama, buka file "named.conf.default-zones".
Ketikkan : nano /etc/bind/named.conf.default-zones

Copy file yang ditandai hijau, kemudian ganti DNS nya menyesuaikan DNS kedua kita dan filenya ganti dengan nama apapun (saya pakai nama "db.bobo")
Setelah itu save file ini.

6. Setelah itu, kita buat file "db.bobo". Agar memudahkan kita, copy dari file db.local atau file yang sebelumnya digunakan ketika membuat 1 DNS.

7. Lalu kita edit file "db.bobo".
Ketikkan : nano /etc/bind/db.gogo

Jika kita copy filenya dari file 1 DNS yang sebelumnya, maka isinya adalah seperti ini.
Kita tinggal menyesuaikan bagian :
  • DNS diganti dengan DNS kedua yang digunakan.
  • IP address diganti dengan IP address virtual yang sedang digunakan.
Lalu save.

8. Lalu buka file "db.192", yaitu file yang sudah dibuat sebelumnya ketika membuat 1 DNS.


Copy 2 baris terakhir dan pastekan di bawahnya.
Sesuaikan Host ID dan DNS nya.

Setelah itu save file nya.


9. Setelah itu, kita coba melakukan test pada DNS yang telah kita buat
Ketikkan : nslookup
Lalu coba test faktor-faktor berikut :
- IP nya
- DNS nya
- www. + DNS nya
Jika tampilan nya seperti di bawah ini berarti pemberian DNS sukses dilakukan.

 10. Setelah itu, kita perlu memberi root document untuk DNS yang kedua ini. Untuk hal itu, kita perlu menginstall service "apache2". Pastikan dulu ISO Debian 6 telah masuk dan telah login sebagai root.
Ketikkan : apt-get install apache2

11. Setelah itu buka file pengaturan document root tersebut.
Ketikkan : nano /etc/apache2/sites-available/default

Tambahkan seperti bagian di atas:
  • Bagian yang ditandai orange diisi dengan kedua IP beserta port nya.
  • Bagian yang ditandai hijau diisi dengan kedua DNS.
  • Bagian yang ditandai pink diisi dengan sebuah direktori di dalam direktori /var/www/

12. Setelah itu kita akan membuat direktori yang tadi telah kita isi, kemudian kita akan mengcopy file "index.php" dari /var/www/ ke /var/www/bobo/
Ketikkan :
mkdir /var/www/bobo
cp /var/www/index.html /var/www/bobo/

  
13. Setelah itu lakukan restart pada service "apache2"
Ketikkan :
/etc/init.d/apache2 restart


14. Setting IP untuk WIndows. Pilih bagian "Use the following IP address" dan "Use the following DNS server addresses".

Bagian :
  • IP Address diisi dengan IP address untuk Windows (harus satu jaringan)
  • Subnet mask sesuaikan dengan server debian.
  • Default gateway dan Preferred DNS server diisi dengan IP pertama.
  • Alternate DNS server diisi dengan IP kedua.

15. Jika semua langkah telah dilakukan dengan benar, maka test yang dilakukan pada browser di Windows akan berhasil.



Sabtu, 21 November 2015

Virtual Box : Memberi DNS untuk Server Debian

Standard

Pada tutorial sebelumnya (Virtual Box : Install Debian (CLI) dan Koneksi PC Asli dengan Virtual Machine ), kita sudah berhasil menghubungkan PC kita dengan debian di Virtual Box.

Caranya dengan mengetikkan IP debian di browser pada PC Asli. Bagaimana jika kita mengaksesnya tidak menggunakan IP, melainkan menggunakan DNS yang mewakili IP debian tersebut.

DNS (Domain Name Server) adalah sistem yang mewakili suatu IP dengan suatu domain. Misalnya IP : 69.171.230.68 diwakili oleh domain facebook.com